Rabu, 16 Desember 2015

KEBUDAYAAN MASYARAKAT DI INDOENSIA

KEBUDAYAAN MASYARAKAT DI INDONSESIA

 

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. 

Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran dari pada budi dan daya. Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
  Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Kata seni berasal dari kata “sani” yang artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan istilah “ART” (artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang dinamis. 
    Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga kita sebagai warga Negara dan bangsa yang baik harus tetap mempertahankan dan terus melestarikan. Tetapi, sayangnya, sebagai anak bangsa masih banyak yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya tato di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak kebudayaan lain yang belum ter ekdplorasi.

1.KEBUDAYAAN TATO DI MENTAWAI

Bagi penyuka traveling ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya yang rasa ingin tahunya cukup tinggi terhadap beragam budaya, tidak ada salahnya mampir ke Mentawai untuk melihat dari dekat budaya tato yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat setempat, selain menikmati sajian pesona alam dan lautnya.


suku-mentawai

tato-mentawai


Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku dan bangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.


2. PESTA LAUT RAKYAT PESISIR

   Contoh kedua adalah kebudayaan rakyat pesisir adalah pesta laut yang dipersembahkan untuk para leluhur

masyarakat-pesisir




Dari berbagai kebudayaan yang ada sebagai generasi muda Indonesia patutnya kita bangga dan berusaha menghalau budaya-budaya luar yang mampu menggerus kearifan budaya lokal Indonesia dengan semangat juang dan nilai dasar Pancasila.
 Indonesia kaya akan ragam seni budaya sudah semestinya Indonesia berbangga, maka sudah selayaknya bagi bangsa dan masyarakat negeri ini untuk melestarikan dan menjaga ragam seni budaya yang ada di Indonesia ini. Jadi tidak mustahil jika banyak hasil cipta rasa dan karya dalam berbagai adat dan ragam seni budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini selalu dilirik oleh bangsa lain. Kebudayaan nasoional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.



3.KESENIAN BARONG BANYUWANGI

Bentuk dan sosok Barong ternyata bukan semata milik masyarakat Indonesia saja, sosok angker bermata bulat merah dan bertaring itu juga ada dan dikenal dinegara-negara Indochina lainnya lho, seperti : China, Korea dan Jepang. Sedangkan di Indonesia sendiri , selain di Banyuwangi Barong juga "hidup" dan berkembang di Bali.

Akan tetapi sosok Barong dari masing-masing tempat dan wilayah itu berbeda-beda , baik bentuk,aksesoris, maupun fungsi dan kegunaannya .Di Banyuwangi khususnya didalam komunitas masyarakat Using kemiren, sosok Barong banyak mengandung komponen-komponen Khas Using, mulai dari arsitektur ruang pertunjukannya, tokoh-tokoh yang memainkan , musik,tari dan berbagai isi ajaran serta nilai-nilai moral dari dialog para tokoh yang memainkan, syarat dengan kandungan nilai-nilai budaya Using.



singo-barong

Barong banyuwangi

   Dalam sebuah makalah berjudul ;"Kesenian Singo Barong" yang ditulis oleh Drs.Totok Hariyanto , disebutkan bahwa kesenian Barong atau disebut juga "Barong" adalah sebuah bentuk teater rakyat yang memadukan unsur-unsur , tari, musik, dan lagu serta alur cerita yang telah baku dan ditentukan secara turun-temurun. Dalam pentas pertunjukan , alur cerita kesenian Barong dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama diberi judul "SINGO BARONG" , menampilkan Barong sebagai tokoh utama. Kesenian Barong ini diciptakan oleh seorang leluhur masyarakat Desa Kemiren yang bernama Buyut Chili. Setelah Buyut chili berhasil menciptakan kesenian ini kemudian dipindahkan kesebelah selatan desa  atau tepatnya di Desa Olehsari. Menurut penuturan masyarakat , dipindahkannya seblang ke Desa Olehsari itu adalah atas permintaan Dhanyang Desa yang menyusup ke raga seorang penari sablang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar